SEL DAN ORGANEL
1.
Pengertian sel dan Organel
Sel merupakan unit terkecil tubuh
makhluk hidup. Baik secara struktural maupun fungsional. Sel terdiri dari
membran sel, sitoplasma, nukleus dan organel-organel lain yang masing-masing
mempunyai fungsi khusus dan secara terpadu menyusun sistem yang kompak. (Tim
Biologi, 2004).
Setiap sel bergantung pada sel-sel yang
lain untuk melakukan fungsi-fungsi yang tidak dapat dilakukan sendiri contohnya
adalah sel saraf dengan cepat meneruskan sinar listrik ke dalam tubuh tetapi
bergantung seluruhnya pada sel-sel darah merah untuk memberikan kepadanya
oksigen yang amat diperlukannya. Meskipun tipe sel itu bermacam-macam, terdapat
persamaan tertentu pada sifat-sifat bentuk dan fungsional yang lazim bagi
kebanyakan sel. (Kimball, 1992).
Pada umumnya sel itu bersifat
mikroskopis, misalnya ovum dari bangsa burung dari beberapa alga. Besarnya
dibatasi oleh membran. Suatu sel yang sangat aktif melakukan metabolisme tidak
akan mempunyai volume yang besar. Dua bagian yang pokok dari sel adalah
sitoplasma dan nukleus. Sitoplasma sebagai suatu zat cair yang kental yang
berfungsi bagi sel, mitokondria, badan golgi, kloroplas, sentriol, glanula, dan
pigmen. (Amiruddin, 1989).
2. Sejarah penemuan sel
Pada awalnya sel digambarkan pada tahun
1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis
gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata
Latin cellulae yang berarti ‘kamar-kamar kecil’. Anton van Leeuwenhoek
melakukan banyak pengamatan terhadap benda-benda dan jasad-jasad renik dan
menunjukkan pertama kali pada dunia ada “kehidupan di dunia lain” yang belum
pernah dilihat oleh manusia. Karyanya menjadi dasar bagi cabang biologi yang
penting saat ini: mikrobiologi.
Perkembangan mikroskop selama hampir 200
tahun berikutnya telah memberikan kesempatan bagi para ahli untuk meneliti
susunan tubuh makhluk hidup. Serangkaian penelitian telah dilakukan oleh 2
orang ilmuwan dari [[Jerman] yaitu Matthias Schleiden (ahli tumbuhan, 1804-1881)
dan Theodor Schwann (ahli hewan, 1810-1882). Mereka menyimpulkan bahwa setiap
mahluk hidup tersusun atas sel. Selanjutnya pada tahun 1885 seorang ilmuwan
Jerman, Rudolf Virchow, mengamati bahwa sel dapat membelah diri dan membentuk
sel-sel baru.
3. Struktur dan Fungsi Sel
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3
bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau
Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).
1. Selaput Plasma (Plasmalemma)
Yaitu selaput atau membran sel yang
terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan
dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein).
Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan
yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah:Protein – Lipid –
Protein Þ Trilaminer Layer
Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut
dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena
itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari
Overton).
Selektif permeabel berarti hanya dapat
memasukkan di lewati molekul tertentu saja.
Fungsi dari selaput plasma ini adalah
menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain.
Khusus pada sel tumbahan, selain
mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar
selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall).
Dinding sel tersusun dari dua lapis
senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang
dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat
seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain. Selain itu pada
dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada
Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang
fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
Bagian yang cair dalam sel dinamakan
Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan
Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan
Organel Sel. Fungsi utama kehidupan berlangsung di sitoplasma. Hampir semua
kegiatan metabolisme berlangsung di dalam ruangan berisi cairan kental ini. Di
dalam sitoplasma terdapat organel-organel yang melayang-layang dalam cairan
kental (merupakan koloid, namun tidak homogen) yang disebut matriks. Organellah
yang menjalankan banyak fungsi kehidupan: sintesis bahan, respirasi
(perombakan), penyimpanan, serta reaksi terhadap rangsang. Sebagian besar
proses di dalam sitoplasma diatur secara enzimatik.
Selain organel, terdapat pula vakuola,
butir-butir tepung, butir silikat dan berbagai produk sekunder lain. Vakuola
memiliki peran penting sebagai tempat penampungan produk sekunder yang
berbentuk cair, sehingga disebut pula ‘cairan sel’. Cairan yang mengisi vakuola
berbeda-beda, tergantung letak dan fungsi sel.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah
air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media
terjadinya reaksi kirnia sel.Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat
di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Organel Sel tersebut antara lain :
a. Retikulum Endoplasma (RE.)Yaitu
struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.
Dikenal dua jenis RE yaitu :
• RE. Granuler (Rough E.R)
• RE. Agranuler (Smooth E.R)
Fungsi R.E. adalah : sebagai alat
transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat
dilihat dengan mikroskop elektron.
b. Ribosom (Ergastoplasma),
Struktur ini berbentuk bulat terdiri
dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula
yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam
sel.
Fungsi dari ribosom adalah : tempat
sintesis protein.Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
c. Miitokondria (The Power House),
Struktur berbentuk seperti cerutu ini
mempunyai dua lapis membran.Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan
KristaFungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang
menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi julukan “The
Power House”.
d. Lisosom,
Fungsi dari organel ini adalah sebagai
penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu
bernama Lisozym.
e. Badan Golgi (Apparatus Golgi =
Diktiosom)
Organel ini dihubungkan dengan fungsi
ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan
fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
f. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang
berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak
sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis. Struktur ini hanya dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop elektron.
g. Plastida
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya
biasa.
Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
1. Lekoplas (plastida berwarna putih
berfungsi sebagai penyimpan makanan),terdiri dari:
• Amiloplas (untak menyimpan amilum)
dan,
• Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan
lemak/minyak).
• Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2. Kloroplas yaitu plastida berwarna
hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis.
3. Kromoplas yaitu plastida yang
mengandung pigmen, misalnya :
• Karotin (kuning)
• Fikodanin (biru)
• Fikosantin (kuning)
• Fikoeritrin (merah)
h. Vakuola (RonggaSel)
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola
sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa.
Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut TonoplasVakuola
berisi :
• garam-garam organik
• glikosida
• tanin (zat penyamak)
• minyak eteris (misalnya Jasmine pada
melati, Roseine pada mawar Zingiberine pada jahe)
• alkaloid (misalnya Kafein, Kinin,
Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
• enzim
• butir-butir patiPada boberapa spesies
dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.
i. Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, kaku,
berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai “rangka sel”. Contoh
organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu
mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
j. Mikrofilamen
Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih
lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin
(seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.k. Peroksisom
(Badan Mikro) Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa
berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan
katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
3. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel terdiri dari bagian-bagian
yaitu :
• Selapue Inti (Karioteka)
• Nukleoplasma (Kariolimfa)
• Kromatin / Kromosom
• Nukleolus(anak inti).
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti
kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :
- Sel Prokariotik (sel yang tidak
memiliki selaput inti), misalnya dijumpaipada bakteri, ganggang biru.
- Sel Eukariotik (sel yang memiliki
selaput inti).
Fungsi dari inti sel adalah : mengatur
semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang
berisi ADN yang mengatur sintesis protein.
4. Struktur Sel Prokariotik dan
Eukariotik
Sejak ditemukannya mikroskop elektron
para ahli biologi mulai berhasil mengidentifikasi struktur internal dari
berbagai macam sel. Berdasarkan hasil pengamatannya, para ahli menggolongkan
sel menjadi dua kelompok, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
Penggolongan ini didasarkan atas ukuran dan struktur intemal atau kandungan
organel selnya. Sel prokariotik memiliki struktur yang sederhana,. misalnya
bakteri, ganggang hijau-biru, dan mikoplasma. Sedangkan, sel eukariotik memiliki
struktur yang lebih kompleks, misalnya protista, fungi, tumbuhan, dan hewan.
1. Struktur Sel Prokariotik
Prokariotik meliputi archaebakteria
(bakteri purba) dan eubakteria (bakteri modern / bakteri sejati) yang
beranggotakan bakteri, mikoplasma dan alga hijau-biru. Ukuran sel prokariotik
berkisar antara 0,5 -3 mm.
2. Struktur Sel Eukariotik
Sel eukariotik merupakan sel yang
memiliki selaput inti dengan panjang sel 10-100 μm . Sel eukariotik terdiri
atas tiga bagian utama, yaitu sitoplasma, nukleus, dan membran sel. Nukleus
merupakan inti sel yang berbentuk bulat
dan terletak di tengah sel, yang mengandung asam deoksiribosa nukleat
(DNA) yang berfungsi untuk mengarahkan sintesis protein untuk kemudian diolah
menjadi hormon-hormon dan enzim-enzim, serta menyimpan cetak biru genetik yang
diwariskan antar generasi untuk menjaga agar sifat-sifat yang dimiliki oleh
satu generasi sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh generasi sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar