ini adalah produk yang
berasal dari enceng gondok. enceng gondok yang awalnya adalah sampah di ubah
menjadi sebuah barang bernilai jual mahal dan mempunyai nilai estetika.
untuk
barang sebagus ini di jual dengan harga Rp. 5000 saja jika anda tertarik silahkan
kunjungi alamat website ini : http://surabaya.olx.co.id/aneka-produk-kerajinan-eceng-gondok-iid-397930420
sebenarnya
enceng gondok itu apa dan bagaimana ya?
Eceng gondok atau enceng gondok (Latin:Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Selain dikenal dengan nama eceng gondok, di beberapa daerah di Indonesia, eceng gondok mempunyai nama lain seperti di daerah Palembangdikenal dengan nama Kelipuk, di Lampung dikenal dengan nama Ringgak, di Dayak dikenal dengan nama Ilung-ilung, di Manadodikenal dengan nama Tumpe. Eceng gondok pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ilmuwan bernama Carl Friedrich Philipp von Martius, seorang ahli botani berkebangsaan Jerman pada tahun 1824 ketika sedang melakukan ekspedisi diSungai Amazon Brasil. Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya.
Eceng gondok (E. crassipes) | ||||||||||||||
Klasifikasi ilmiah | ||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| ||||||||||||||
Nama binomial | ||||||||||||||
Eichhornia crassipes (Mart.) Solms |
Eceng
gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya
sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk
oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung.
Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk,
berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan
berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya
merupakan akar serabut.
Habitat
Eceng
gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang
lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini dapat
beradaptasi dengan perubahan yang ekstrem dari ketinggian air, arus air, dan
perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air. Pertumbuhan eceng gondok
yang cepat terutama disebabkan oleh air yang mengandung nutrien yang tinggi,
terutama yang kaya akan nitrogen, fosfat dan potasium (Laporan FAO). Kandungan garam dapat menghambat pertumbuhan eceng
gondok seperti yang terjadi pada danau-danau di daerah pantai Afrika Barat, di mana eceng gondok akan
bertambah sepanjang musim hujandan
berkurang saat kandungan garam naik pada musim kemarau.
Akibat-akibat
negatif yang ditimbulkan eceng gondok antara lain:
·
Meningkatnya evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun tanaman),
karena daun-daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat.
·
Menurunnya jumlah cahaya yang masuk
kedalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air (DO: Dissolved
Oxygens).
·
Tumbuhan eceng gondok yang sudah
mati akan turun ke dasar perairan sehingga mempercepat terjadinya proses
pendangkalan.
·
Mengganggu lalu lintas
(transportasi) air, khususnya bagi masyarakat yang kehidupannya masih
tergantung dari sungai seperti di pedalaman Kalimantan dan beberapa daerah
lainnya.
·
Meningkatnya habitat bagi vektor
penyakit pada manusia.
·
Menurunkan nilai estetika lingkungan
perairan.
Penanggulangan
Karena
eceng gondok dianggap sebagai gulma yang mengganggu maka
berbagai cara dilakukan untuk menanggulanginya. Tindakan-tindakan yang
dilakukan untuk mengatasinya antara lain:
·
Menggunakan herbisida
·
Mengangkat eceng gondok tersebut
secara langsung dari lingkungan perairan
·
Menggunakan predator (hewan sebagai pemakan
eceng gondok), salah satunya adalah dengan menggunakan ikan grass carp (Ctenopharyngodon
idella) atau ikan koan. Ikan grass carp memakan akar eceng gondok, sehingga
keseimbangan gulma di permukaan air hilang, daunnya menyentuh permukaan air
sehingga terjadi dekomposisi dan kemudian dimakan ikan. Cara ini pernah
dilakukan di danau Kerinci dan berhasil mengatasi
eceng gondok di danau tersebut.
·
Memanfaatkan eceng gondok tersebut,
misalnya sebagai bahan pembuatan kertas, kompos, biogas,
perabotan, kerajinan tangan, sebagai media pertumbuhan bagi jamur merang, dsb.
Pembersih Polutan Logam
Berat
Walaupun
eceng gondok dianggap sebagai gulma di perairan, tetapi sebenarnya ia berperan
dalam menangkap polutan logam berat. Rangkaian penelitian seputar kemampuan
eceng gondok oleh peneliti Indonesia antara lain oleh Widyanto dan Susilo
(1977) yang melaporkan dalam waktu 24 jam eceng gondok mampu menyerap logam
kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan nikel (Ni), masing- masing sebesar 1,35 mg/g,
1,77 mg/g, dan 1,16 mg/g bila logam itu tak bercampur. Eceng gondok juga
menyerap Cd 1,23 mg/g, Hg 1,88 mg/g dan Ni 0,35 mg/g berat kering apabila
logam-logam itu berada dalam keadaan tercampur dengan logam lain. Lubis dan
Sofyan (1986) menyimpulkan logam chrom (Cr) dapat diserap oleh eceng gondok
secara maksimal pada pH 7. Dalam penelitiannya, logam Cr semula berkadar 15 ppm
turun hingga 51,85 persen
Selain
dapat menyerap logam berat, eceng gondok dilaporkan juga mampu menyerap residu
pestisida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar